Promosi dapat memberikan manfaat positif dalam dunia bisnis, namun tidak jika promosi dapat dimanfaatkan pelanggan. Hal ini merujuk ke skenario bernama promo abuse, yang dapat merugikan penjual itu sendiri.
Memang betul jika promosi itu adalah kegiatan yang membakar uang, untuk dapat menarik banyak minat konsumen. Masalahnya di sini, bukannya efektif, promosi justru malah tidak memberikan efek positif.
Bagaimana bisa promosi tidak memberikan efek positif? Dengan eksploitasi yang dilakukan oleh “pelanggan” tentunya. Supaya paham, kenali apa itu promotional abuse dan dampaknya terhadap bisnis online.
Apa itu Promo Abuse dan Cara Kerjanya
Promotion abuse merupakan teknik penyalahgunaan promosi yang dilakukan oleh orang atau konsumen. Mereka melakukan ini untuk mengambil kesempatan, guna mendapat keuntungan yang berlebih.
Promosi itu tujuan dasarnya adalah untuk memperkenalkan produk atau layanan kepada target pasar. Cara umumnya dengan memberikan kupon diskon, atau bonus pelanggan baru. Intinya untuk membuat orang tertarik.
Namun siapa yang menyangka, jika niat baik ini bisa disalahgunakan? Pelanggan dapat memakai kupon atau bonus tersebut berulang-ulang. Ibaratnya seperti mendapat sale secara permanen tanpa adanya batas waktu.
Bayangkan jika tidak hanya satu orang yang melakukan promo abuse ini. Lama-kelamaan, bisnis akan kian merugi, bahkan bangkrut. Kira-kira begini cara kerja dari bagaimana seseorang dapat melakukannya:
- Sebuah bisnis online atau marketplace memberikan promo berupa diskon besar untuk pembelian pertama.
- Orang yang ingin melakukan promotional abuse dapat membuat banyak akun, dengan menggunakan informasi keluarga, teman, dan lain-lain.
- Masing-masing akun lalu akan dapat digunakan untuk membeli produk tersebut dengan promo diskon pembelian pertama.
- Selama orang tersebut dapat kembali membuat akun, promosi ini akan dapat digunakan sebanyak mungkin.
Teknik yang dinamakan “multi-account fraud” ini, sering dimanfaatkan untuk mendapatkan kupon, promo, hingga produk gratis. Tidak hanya berlaku dalam bisnis online, teknik ini juga dipakai dalam memanfaatkan promosi microtransaction pada game online.
Jenis Promo Abuse yang Paling Rentan Penyalahgunaan dan Penipuan
Selama ada celah, maka siapapun dapat menggunakan berbagai jenis promo abuse fraud untuk keuntungan pribadi. Beberapa di antaranya yang paling rentan dan sering digunakan untuk eksploitasi yaitu:
- Kupon diskon. Kupon digital dapat dimanipulasi, seperti salinan dari kupon yang resmi, mencuri informasi kupon, hingga program ulang kupon agar dapat dipakai bebas.
- Uji coba gratis. Promo ini dapat dieksploitasi dengan membuat akun untuk free trial, berhenti langganan sebelum masa gratisnya habis, dan ulangi dengan akun yang baru.
- Bonus pengguna baru. Seperti uji coba gratis, pelaku dapat membuat akun baru kembali untuk mendapatkan produk gratis dari bisnis online.
- Loyalty rewards. Peretas dapat meretas akun yang berhak mendapatkan hadiah loyalitas (account takeover), untuk mengklaim hadiah tersebut.
- Program referral. Pelaku dapat membuat akun sebagai “orang baru” yang ikut dengan program referral. Lalu, pelaku akan mendapatkan hadiah dari referral tersebut.
Cara Mencegah dan Mendeteksi Promo Abuse
Banyaknya promo abuse scenarios di atas, tidak membuat perusahaan berhenti dalam menemukan cara mendeteksinya. Jadi bagi Anda yang memulai bisnis online, Anda masih dapat membuat promosi yang aman dengan metode berikut:
Terapkan Verifikasi KYC yang Lebih Ketat dalam Pembuatan Akun
Penerapan KYC atau Know Your Customer, memang sudah lama dilakukan oleh perusahaan fintech. Sistem ini digunakan dalam banking untuk menghindari penyalahgunaan identitas, serta pengawasan transaksi.
Meski tidak serupa dengan fintech, konsep KYC masih tetap dapat dipakai dalam ekosistem bisnis online. Misalnya dengan mengetatkan proses pembuatan akun menggunakan multi-factor authentication (MFA).
MFA ini dapat berupa verifikasi ganda melalui sistem one-time purchase (OTP) dari email, SMS, hingga WhatsApp. Penggunaan OTP ini tidak sekedar menghalangi upaya multi-account, namun juga melindungi account takeover dari peretas.
Jika diperlukan, Anda juga bisa menggunakan biometrik seperti perusahaan fintech. Proses verifikasi yang kompleks seperti OTP dan biometrik, akan membuat metode multi-account fraud lebih sulit.
Selain MFA, perusahaan juga dapat memakai alat pendeteksi fraud. Alat ini dapat mengetahui jika registrasi menggunakan device atau alamat IP yang sama, sehingga dapat meminimalisir multi-account.
Gunakan Analisis Tautan untuk Menangkap Penipu yang Ada
Link analysis atau analisis tautan, dapat digunakan untuk menganalisa adanya koneksi di antara data point. Lalu, apa hubungannya dengan menangkap penipu bisnis online?
Alat ini dapat mendeteksi jika adanya abnormalitas dari registrasi, transaksi, hingga komunikasi. Misalnya jika orang menggunakan VPN atau emulator dalam mendaftarkan akun baru.
Aktivitas ini akan dapat dideteksi oleh link analysis, karena dianggap tidak normal. Pendaftaran dengan VPN, dapat memberikan indikasi bahwa pelaku membuat banyak akun dari beberapa negara untuk eksploitasi.
Batasi Hadiah yang Diberikan dalam Promosi
Hadiah yang sering diberikan oleh bisnis online, sebenarnya merupakan model bisnis yang biasa dilakukan sejak dahulu. Hanya saja, hadiah yang menggiurkan kerap memancing pelaku promotion abuse.
Jadi untuk memberikan promo seperti kupon atau bonus pengguna baru, pastikan untuk memberi sewajarnya. Contohnya dengan kupon diskon produk sebesar 50%, penawaran ini cukup membuat banyak yang tergiur.
Maka itu, kurangi menjadi 20% misalnya. Selain itu, batasi kupon berdasarkan tipe produk, seperti “hanya berlaku khusus makanan dan minuman”. Metode ini tentu akan dapat mengurangi tindakan promo abuse.
Tetapkan dan Tegakkan Batasan pada Promosi
Yang namanya promosi tentu ada yang namanya syarat dan ketentuan berlaku. Sama halnya dengan promosi bisnis online, perusahaan perlu memberikan batasan yang membuat promosi tersebut, tidak bisa dieksploitasi.
Pernah melihat kupon promo yang ada masa kedaluwarsanya sangat cepat, atau yang hanya bisa dipakai sekali? Ini sebenarnya disengaja, untuk menghindari eksploitasi yang dapat merugikan pihak bisnis online.
Selain kupon, pembatasan juga dapat dilakukan untuk loyalty rewards, one-time deal, hingga program referral. Apapun upaya untuk mengurangi multi-account fraud, akan sangat membantu mengatasi masalah ini.
Jangan Buat Kode Promo yang Mudah Diprediksi
Seringkali bisnis online atau marketplace memberikan promosi berbentuk kode redeem kepada pelanggan secara individual. Namun, tahukah jika kode ini bisa diprediksi?
Misalnya pada event tahun baru, kode promo yang diberikan adalah “NEWYEAR2024”. Membuat kode seperti ini mirip sekali dengan password; kalau mudah ditebak, maka siapa saja bisa memakainya.
Sebab itu, hindari membuat kode yang mudah seperti contoh di atas. Ada baiknya untuk menghasilkan kode random, atau yang dipersonalisasi, hanya untuk pelanggan secara spesifik.
Teliti dengan Cermat Pemasar Afiliasi Pihak Ketiga
Affiliate marketing merupakan model marketing masa kini, yang dapat meningkatkan traffic dari situs bisnis online. Sayangnya, ditemukan juga affiliate marketer yang menggunakan multi-account fraud.
Dengan memanfaatkan bot, mereka dapat memberi impresi palsu bahwa website bisnis online yang dipasarkan meningkat traffic-nya. Caranya yaitu dengan bot yang terus mengunjungi situs, atau mengikuti program affiliate.
Sebab itu, pantau dan investigasi affiliate marketer pihak ketiga yang akan diajak kerjasama. Hindari pemasar yang dinilai cukup mencurigakan, hingga yang penawarannya terlalu berlebihan.
Dengan metode di atas, segala kegiatan promo abuse akan dapat dicegah dan dikurangi. Anda sebagai pemilik bisnis online akan dapat menjalankan promosi, tanpa khawatir dimanfaatkan oleh oknum yang nakal.