Untuk mengakses layanan digital, setiap individu tahu mereka perlu memberikan data pribadi agar dapat membuktikan identitas mereka. Namun, tidak semua memahami tentang apa itu digital identity.
Pada dasarnya, setiap manusia memiliki identitas. Jika identitas dalam kehidupan sehari-hari dapat dibuktikan dengan KTP dan akta kelahiran, maka identitas di dunia digital juga perlu dibuktikan dengan data digital.
Namun berbeda dengan dokumen fisik, data digital bisa saja dicuri atau dimodifikasi. Inilah pentingnya untuk mempelajari identitas digital, dan bagaimana pengelolaannya supaya tidak sampai dicuri dan dimodifikasi.
Apa Itu Digital Identity?
Apa yang dimaksud dengan digital identity? Singkatnya, digital identity atau identitas digital adalah data identitas yang disimpan dalam sistem komputer dan jaringan digital.
Data-data ini memiliki angka atau nama yang spesifik, sehingga setiap individu hanya memiliki satu saja. Contohnya nama asli, alamat rumah, nomor telepon, hingga informasi yang termasuk kategori data pribadi.
Dengan kata lain, digital identity adalah informasi identitas seseorang yang berada di dunia digital. Dengan begitu, dokumentasi data individu di dunia maya bisa dilakukan, sehingga individu dapat membuktikan diri mereka.
Sebagai contoh, e-KTP yang saat ini sudah diberlakukan di Indonesia, akan membantu masyarakat untuk membuktikan diri mereka di dunia digital. Sistem ini juga akan mampu mencegah pemalsuan data KTP.
Apa Manfaat Digital Identity?
Setelah mengetahui apa itu digital identity, sekarang mari bahas manfaatnya. Meski terdengar simpel, namun identitas yang diintegrasikan secara digital memberikan banyak manfaat. Berikut apa saja manfaatnya:
1. Mengelola Data Pribadi yang Lebih Mudah
Identitas dunia digital mencakup data pribadi, sehingga manfaat yang dirasakan adalah pengelolaan data pribadi yang menjadi lebih mudah. Berikut alasan mengapa perusahaan akan lebih mudah mengelolanya:
- Data pribadi di database dapat diperbaharui secara otomatis. Perusahaan akan dapat menyinkronkan data dari dokumen tradisional dengan data digital saat ingin mengecek atau memperbaharui informasi, tanpa harus secara manual.
- Pelanggan memegang kendali akan pengelolaan data mereka. Hal ini memungkinkan seseorang untuk menentukan bagaimana data pribadi mereka dikelola dalam layanan. Mereka juga bisa menghapusnya dari layanan jika diperlukan.
- Perusahaan dapat mengikuti regulasi terkait data pribadi dengan mudah. Perusahaan akan dapat menjamin jika layanan digital mereka aman, serta sudah mengikuti kebijakan pemerintah seperti UU PDP yang berlaku.
2. Membantu Proses Autentikasi dan Validasi Pelanggan yang Akurat
Dalam layanan digital akan memerlukan yang namanya digital identity authentication. Hal ini dilakukan agar pihak layanan mengetahui apakah identitas dari individu yang mendaftar di layanan digital ini terbukti valid.
Sebagai contoh, bank tidak bisa meminjamkan duit ke nasabah atau menerima nasabah baru secara sembarangan. Mereka akan perlu menyelidiki rekam jejak mereka dahulu.
Untuk melakukannya, pihak bank menggunakan algoritma khusus. Penyelidikan ini dapat memberikan pertimbangan bagi pihak bank mengenai risiko keuangan setiap nasabah dan calon nasabah.
3. Meningkatkan Keamanan Data
Selanjutnya, perusahaan juga dapat memperkuat keamanan data dari layanan digital mereka. Untuk menjaga data milik pelanggan, perusahaan dapat menggunakan sistem keamanan kriptografi seperti dari Penyelenggara Sertifikat Elektronik (PSrE).
Lembaga ini akan menjadi badan hukum yang berfungsi untuk memberikan dan mengaudit sertifikat elektronik. Mereka juga menyediakan tanda tangan elektronik, yang juga dapat mengamankan data pribadi.
Adapun digitalisasi ini juga diharapkan akan mencegah pemalsuan data elektronik, serta memastikan data tiap individu terbukti valid. Intinya, implementasi teknologi identitas digital akan menambah keamanan.
4. Mempermudah Proses Pencatatan Aset
Perusahaan yang ingin mencatat aset mereka secara digital, juga akan mendapatkan manfaat dari ini. Dengan digital, pencatatan aset lebih akurat karena menggunakan sistem identitas yang terintegrasi secara digital.
Dalam memberikan layanan juga, perusahaan juga dapat mencatat aset digital nasabah secara lebih efisien. Perusahaan dapat melakukan pembaharuan mengenai adanya transaksi dari nasabah dengan cepat.
5. Meningkatkan Operasional Bisnis
Tak kalah penting, perusahaan juga dapat meningkatkan operasional bisnis mereka dengan sistem digital ini. Mengapa operasional mereka dapat ditingkatkan dengan implementasi identitas berbasis digital?
- Perusahaan tidak lagi perlu mengecek dokumen fisik. Karena data pribadi pelanggan sudah berada dan dikelola secara digital, maka proses verifikasi data akan menjadi lebih cepat dan efisien.
- Perusahaan dapat memberikan akses verifikasi yang mudah ke pelanggan. Pelanggan tidak lagi perlu ke kantor untuk melakukan verifikasi, karena mereka sudah bisa melakukannya secara remote melalui aplikasi.
- Perusahaan dapat memakai sistem digital identity banking beragam. Beberapa teknologi keamanan seperti blockchain, biometrik, dan autentikasi berbasis AI, akan memerlukan identitas digital untuk dapat diaplikasikan ke layanan.
5 Prinsip Mengelola Digital Identity
Dalam mengelola identitas digital, ada beberapa prinsip yang perlu diikuti. Prinsip-prinsip di bawah ini akan membangun pengelolaan informasi digital yang lebih aman dan transparan untuk setiap individu:
1. Kemudahan dalam Mengakses ke Data Digital
Pertama, data identitas dalam layanan digital selalu dapat diakses dengan mudah oleh setiap individu. Ini berarti mereka akan dapat mengakses data mereka, tanpa harus melalui banyak konfigurasi dan cara yang rumit.
Sebagai contoh, Google memudahkan setiap pemilik akun untuk mengelola data mereka di platform mana saja. Hal ini tidak hanya sekedar meningkatkan customer experience, namun juga menjaga komitmen Google untuk mengelola data mereka.
2. Pemberian Kendali Data Digital Penuh ke Individu
Setiap individu berhak memiliki kendali penuh akan data pribadi mereka yang dikelola oleh pihak layanan. Ibaratnya seperti situs yang memberikan opsi bagi pengunjung untuk menerima “cookie” atau menolaknya.
Apabila mereka tidak menyetujui adanya pembagian data ke pihak ketiga, mereka dapat mengajukan untuk menarik data tersebut. Ini akan memberi gambaran bahwa pihak layanan tersebut berkomitmen untuk memberikan kendali data ke mereka.
3. Perlindungan Data Digital yang Ketat
Menjaga identitas di dunia digital ibaratnya seperti kepercayaan dua sisi. Pihak layanan perlu mengetahui jika pelanggan yang mengakses data adalah orang yang valid. Namun, pihak pelanggan juga perlu yakin bila pihak layanan ini bisa dipercaya.
Mereka perlu yakin jika identitas ini dapat dijaga dengan aman, dan pihak layanan dapat menyakinkan mereka dengan menambahkan keamanan yang lebih kuat. Dengan begitu, kedua pihak bisa saling percaya satu sama lain.
4. Pengelolaan Data Digital yang Proaktif dan Berkelanjutan
Dengan semakin banyaknya kejahatan siber, pengelolaan data secara digital juga perlu proaktif dan adaptif. Suatu layanan harus mendukung integrasi teknologi yang membantu pihak pelanggan untuk menjaga identitas.
Sebagai contoh, teknologi berbasis machine learning dan AI akan dapat mencegah terjadinya pencurian identitas secara real-time. Namun kembali lagi, pihak layanan juga perlu memastikan jika penggunaan AI sudah mengikuti regulasi yang berlaku.
5. Penjagaan Data Digital yang Lebih Terbuka
Jika melihat aplikasi di Google Play Store, pasti ada kolom informasi bagaimana data dibagikan. Ini merupakan bagian dari transparansi yang perlu diikuti oleh perusahaan dalam menjaga identitas digital.
Pihak layanan perlu lebih terbuka kepada pelanggan tentang pengelolaan data digital mereka. Mereka perlu tahu jika pihak layanan mengumpulkan data mereka, atau membagikannya ke pihak ketiga.
Sekarang, apa Anda sudah mengerti apa itu digital identity? Untuk mengimplementasikan proses ini dengan maksimal, Anda dapat menggunakan e-KYC Fazpass yang sudah mengikuti prinsip-prinsip di atas.