Perusahaan perlu mengetahui penerapan e KYC terhadap berbagai sektor dalam bisnis, dan apa saja dampak yang dirasakan. Meski bermanfaat, ada beberapa tantangan yang perlu dicermati saat menerapkannya.
Sistem e-KYC atau eKYC itu sendiri mulai dilirik di Indonesia sejak pandemi COVID-19, di mana kontak fisik perlu diminimalkan. Berbeda dengan KYC biasa, customer dapat memverifikasi tanpa harus melakukan kunjungan.
Lantas, apa itu saja bedanya? Dan bagaimana penerapannya dalam berbagai sektor industri? Pelajari penerapan e-KYC (Know Your Customer) dan apa saja keuntungan serta tantangannya melalui artikel ini.
Keuntungan e-KYC dalam Bisnis
Seperti yang dikenal, e-KYC atau electronic KYC merupakan sistem verifikasi customer yang dilakukan secara digital. Adapun verifikasi ini membutuhkan biometrik dan data dokumen yang dikirim secara online.
Di Indonesia, sistem ini cocok digunakan mengingat sudah 90% penduduk dewasa yang memiliki e-KTP. Informasi biometrik dari e-KTP akan dapat digunakan sebagai verifikasi layanan dengan e-KYC.
Menurut Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dr. Erdiriyo, e-KYC akan dapat mencapai target keuangan inklusif 90% di tahun 2024.
Selain kecocokannya dalam bisnis di Indonesia, penerapan e KYC juga akan memberikan keuntungan secara umum bagi perusahaan yang menerapkannya. Beberapa manfaatnya adalah:
1. Efisiensi Waktu dan Hemat Biaya
Mengingat sudah banyak masyarakat yang menggunakan layanan digital, proses verifikasi harus lebih efisien. Untungnya, proses e KYC verification akan lebih efisien karena dua alasan:
- Pertama, masyarakat dapat melakukan verifikasi langsung melalui aplikasi. Mereka tidak lagi perlu membawa dokumen ke bank atau lokasi operasional layanan digital untuk verifikasi.
- Kedua, verifikasi melalui e-KYC hanya memakan waktu beberapa menit. Tidak lagi harus menunggu proses KYC hingga beberapa hari, seperti yang biasanya dilakukan.
Selain efisien, e-KYC juga hemat biaya karena minimnya keperluan pekerja manual, serta instalasi infrastruktur. Ini akan dapat mengurangi biaya yang diperlukan perusahaan untuk menangani verifikasi tiap orang.
2. Peningkatan Keamanan Data
Bagi sebagian layanan finansial, mencegah terjadinya penipuan seperti fraud penting dilakukan. e-KYC dapat meningkatkan keamanan data karena lebih mampu mendeteksi pemalsuan dokumen dan biometrik saat verifikasi.
Pasalnya, e-KYC dapat diperkuat dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan machine learning. Teknologi ini dapat memberikan keakuratan dalam proses verifikasi, mempersulit pelaku fraud untuk membobol akun.
Untuk mempertebal keamanan, perusahaan juga dapat menambahkan 2FA (two-factor authentication) atau OTP (one-time protection) dalam e-KYC. Hal ini memastikan bahwa setiap transaksi dilakukan oleh customer yang asli.
3. Taat pada Regulasi
Setiap perusahaan atau bisnis perlu mengikuti kebijakan yang berlaku di Indonesia. Mengenai KYC, sudah ada aturan yang berlaku yaitu Peraturan BI no. 3/10/PBI/2001, mengenai Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
Aturan ini mewajibkan setiap bank untuk mengetahui identitas nasabah, memonitor transaksi mereka, dan melaporkan jika ada transaksi yang mencurigakan. Dengan penerapan e-KYC, maka layanan finansial dapat mematuhi regulasi di Indonesia.
Penerapan e-KYC di Berbagai Sektor
Peran eKYC dalam bisnis begitu penting, sampai dapat diterapkan ke dalam berbagai sektor bisnis. Mulai dari perusahaan swasta, hingga ke institusi pemerintah. Apa saja sektor yang mendapat penerapan e KYC?
Perbankan dan Keuangan
Sebagai sektor yang memerlukan verifikasi data untuk semua aktivitas di dalamnya, bank dan bisnis investasi akan mendapatkan manfaat yang besar dengan menerapkan e-KYC.
Misalnya, saat membuat rekening baru, mengajukan kredit, transfer saldo, hingga transaksi keuangan, semuanya akan perlu verifikasi data nasabah. Adapun verifikasi dengan sistem e-KYC akan memberikan manfaat seperti:
- Proses verifikasi data nasabah yang lebih cepat dan mulus. Nasabah hanya tinggal memverifikasi dari aplikasi m-banking atau online banking.
- Pihak layanan finansial dapat memastikan transaksi dilakukan oleh nasabah yang sah. eKYC akan mengurangi risiko fraud seperti account takeover dan identity theft.
Belakangan ini, e-KYC juga dapat diterapkan untuk aset cryptocurrency. Setiap layanan yang memiliki trading kripto akan perlu mengikuti Peraturan no. 8 tahun 2021 dari Bappebti, mengenai kewajiban KYC untuk setiap pedagang aset cryptocurrency.
Layanan Fintech (Teknologi Finansial)
Selain perbankan dan keuangan, fintech seperti peer-to-peer lending juga memerlukan penerapan e-KYC. Pasalnya, layanan fintech tersebut tidak ingin pinjaman online diajukan oleh orang menggunakan data palsu.
Sebab itu, tingkat verifikasi yang lebih akurat dari e-KYC akan dapat mencegah pinjaman dengan data palsu. Adapun manfaat lainnya seperti memberikan akses pinjaman mudah melalui aplikasi, serta proses pinjaman yang cepat tanpa menunggu lama.
Layanan Asuransi
Untuk mengajukan klaim asuransi, membeli polis asuransi, dan hal lainnya, nasabah akan perlu melakukan verifikasi terlebih dahulu. e-KYC akan dapat membantu nasabah untuk membuktikan identitas mereka.
Pembuktian ini diperlukan agar pihak asuransi dapat memverifikasi tentang kejadian yang menimpa nasabah, sebelum memberikan uang asuransi. Proses verifikasi ini akan lebih cepat dengan implementasi e-KYC.
E-Commerce
Saat ini, e-commerce menjadi tempat belanja online yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dengan fakta tersebut, e-commerce juga dapat menjadi target besar bagi para penipu untuk melakukan aksi kejahatannya.
Untuk melindungi data customer, e-commerce akan membutuhkan proses verifikasi yang aman dan cepat, seperti e-KYC. Dengan menerapkan sistem KYC elektronik ini, e-commerce akan mendapatkan manfaat:
- Mempermudah konfirmasi transaksi pembelian customer, sambil mengamankan proses transaksi tersebut.
- Melindungi data customer yang terdaftar di e-commerce, agar tidak disalahgunakan oleh pelaku kejahatan siber.
- Memberikan akses verifikasi mudah bagi customer melalui aplikasi secara langsung.
Perusahaan Telekomunikasi
Penerapan e KYC masih luas hingga mencapai layanan telekomunikasi seperti operator seluler, provider home internet, dan layanan sistem telepon. Hal ini karena customer akan melakukan verifikasi untuk membeli atau memperpanjang paket tertentu.
e-KYC akan membantu perusahaan untuk mencegah penyalahgunaan data customer, selama dalam penggunaan layanan telekomunikasi. Perusahaan akan dapat memastikan layanan tersebut sampai ke tangan customer.
Pemerintahan dan Layanan Publik
Layanan publik seperti kesehatan memiliki informasi sensitif mengenai data pasien yang menjalani pengobatan. Begitu juga dengan institusi pemerintah dengan data-data mereka yang bersifat konfidensial.
Untuk memastikan data-data ini hanya diakses oleh pihak yang berwenang atau sah, e-KYC akan diperlukan. Untuk institusi negara, e-KYC juga akan dapat mencegah tindak kejahatan dalam pemerintahan seperti pencucian uang.
Tantangan dalam Implementasi e-KYC
Karena e-KYC terus berkembang, setiap implementasi e-KYC dalam bisnis tidak dapat dilakukan sembarangan. Perusahaan perlu menghadapi berbagai tantangan dalam penerapannya, seperti:
- Perlunya infrastruktur publik dan ekosistem kebijakan yang mendukung penerapan e KYC. Hal ini bertujuan memudahkan akses ke database ID national, serta membuat customer onboarding lebih efisien.
- Adanya standar operasional prosedur (SOP) dalam mengelola data customer. Perusahaan harus memastikan tidak ada penyalahgunaan dalam pengelolaan data ini.
- Perlunya memastikan penyedia e-KYC sudah mengikuti aturan dan kebijakan yang berlaku. Perusahaan perlu melakukan audit secara due diligence terhadap provider e-KYC.
- Kemungkinan false positive terhadap proses verifikasi karena menggunakan AI. Perusahaan perlu mencari provider e-KYC dengan tingkat akurasi tertinggi.
Dengan mengetahui tentang penerapan e KYC dalam bisnis, perusahaan akan dapat mengadopsinya dengan baik. Customer juga akan merasakan kemudahan saat proses verifikasi, saat memakai layanan pada bisnis.