Ketika melihat pandangan masyarakat, implementasi AI masih menjadi bahan perdebatan. Meski ada yang memakai AI untuk kejahatan siber, AI masih bisa dipakai untuk kebaikan. Salah satunya yaitu teknologi AI authentication.
Proses autentikasi dengan teknologi saat ini, sebenarnya sudah bagus. Hanya saja, teknologi itu memiliki sifat yang menyerupai cermin dua sisi. Akan selalu ada sisi buruk dari teknologi, yang membuat kejahatan siber semakin ganas dan kompleks.
Demi upaya untuk menjaga keamanan bisnis, perusahaan akan selalu mencari teknologi terbaik untuk mengatasi pembobolan data. Disinilah peran AI sebagai sistem autentikasi, untuk dapat melawan kejahatan siber.
Apa itu AI Authentication?
AI powered authentication atau AI authentication, adalah penggunaan artificial intelligence (AI) untuk memverifikasi identitas user. Berbeda dengan proses autentikasi biasa, yang hanya menggunakan password dan pertanyaan yang bersifat konfidensial.
Untuk memberikan akses, AI menganalisa faktor lain seperti biometrik, perangkat yang digunakan, hingga kebiasaan user. Dari faktor-faktor ini, AI akan membuat keputusan real-time, apakah memberi akses ke user tersebut atau tidak.
Jika authentication AI juga menggunakan biometrik, apa bedanya dengan biometric authentication? Bedanya, AI menggunakan machine learning dan decision-making, untuk meneliti data biometrik tersebut.
Sementara, sistem biometrik biasa bisa dipalsukan dengan deepfake, karena tidak sepintar sistem AI. Ini yang membuat proses autentikasi dengan AI, dianggap sebagai proses verifikasi “next-gen” yang paling aman.
6 Manfaat AI Authentication untuk Bisnis
Dengan segala kemampuan AI dalam proses autentikasi, apa keuntungannya jika dipakai untuk bisnis? Ternyata, banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan, mulai dari segi keamanan, kemudahan, dan efisiensi dalam melindungi data pribadi.
Keamanan yang Diperkuat dengan Bantuan AI
Sebagai alasan utama mengapa AI authentication dikembangkan, keamanan adalah faktor terpenting yang diinginkan semua perusahaan. Sayangnya, proses autentikasi biasa masih dapat diakali oleh peretas.
Kali ini, AI akan digunakan untuk memperkuat keamanan layanan digital perusahaan. Bagaimana kecerdasan buatan melakukannya? Yaitu dengan berbagai metode berikut:
- Menjaga integritas perangkat yang digunakan user. Sistem AI dapat memblok akses jika user meminta akses dari perangkat yang di-root, atau memakai emulator dan virtual machine.
- Mengecek adanya malware dan virus dari perangkat user. AI akan dapat memindai perangkat untuk memastikan apakah ada aplikasi atau sistem abnormal, dalam perangkat pengguna.
- Menganalisa lokasi user yang meminta akses atau login. Hal ini bertujuan untuk mencegah geo-spoofing. Jika diperlukan, AI akan dapat memberi proses autentikasi tambahan, jika user login memakai VPN, misalnya.
- Memantau adanya anomali dari user behavior. Sistem behavioral analysis AI akan dapat memprediksi adanya perilaku user yang tidak biasa. Misalnya seperti login dan transaksi pada jam diluar kebiasaan.
Kemampuan Adaptasi dengan Ancaman Baru secara Real-Time
Penjahat siber akan terus mengembangkan ancaman baru, menggunakan celah dan kelemahan dari keamanan terkini. Perusahaan tidak selamanya punya waktu untuk memperbaharui keamanan.
Untungnya, AI diharapkan akan dapat belajar untuk beradaptasi dengan potensi ancaman baru secara real-time. Ini berkat kemampuan machine learning (ML) yang membuatnya bersifat dinamis, dan terus berkembang.
Untuk dapat beradaptasi, AI menggunakan data training seperti security log dan aktivitas user. Tujuannya untuk membuat AI mampu membedakan, mana yang termasuk human activity atau perilaku bot.
Proses Autentikasi Dilakukan secara Terus-Menerus
Salah satu kelebihan AI authentication, adalah kemampuannya dalam melakukan continuous authentication. Ini adalah proses autentikasi yang terus dilanjutkan real-time, dan tidak hanya saat user melakukan login saja.
Untuk melakukan autentikasi terus-menerus ini, AI menggunakan data behavioral biometrics, yang dipakai untuk menentukan pola user behavior yang normal. Berikut contoh data-data yang digunakan AI:
- Bagaimana cara user memegang smartphone, saat mengakses akun.
- Berapa kecepatan ketikan user, saat mengetik tombol di smartphone.
- Dimana lokasi user saat mengakses akun, atau pakai brand smartphone apa.
- Apa yang dilakukan user biasanya pada akun sehari-hari.
- Kapan biasanya user login atau melakukan transaksi tertentu.
Data-data tersebut digunakan untuk mengetahui perilaku user yang asli. Apabila misalnya akun diakses oleh orang asing, AI dapat memblokir akses ke akun ini, untuk menjaga akun dan data pribadi yang dimiliki user asli.
Proses Autentikasi yang Mulus dan User-Friendly
Selain continuous authentication, ada juga yang disebut sebagai frictionless authentication. Sistem ini menggunakan risk assessment sebagai metode autentikasi, sekaligus juga mempermudah prosesnya.
Perusahaan dapat menggunakan token-based authentication seperti OTP (one time password) untuk mempermudah autentikasi user. Sementara itu, AI akan menggunakan risk assessment untuk memperketat keamanan autentikasi.
Dengan frictionless authentication, perusahaan dapat memberikan proses login yang tidak hanya mudah, namun juga aman. Berbeda dengan autentikasi biasa yang mudah, namun belum tentu kuat keamanannya.
Proses Autentikasi Berdasarkan Tingkat Risiko
Pembahasan di atas, menyangkut risk assessment sebagai metode autentikasi yang aman. Namun, apa itu risk-based assessment? Ini serupa tingkatan yang dipakai AI, untuk memberi akses berdasarkan risiko.
Sebagai contoh, kalau suatu akun memiliki risiko rendah, maka simpel autentikasi saja sudah cukup. Sebaliknya, kalau suatu akun risikonya tinggi, maka autentikasi yang kompleks akan diberikan oleh AI.
Bagaimana AI mengetahui tingkat risiko sebuah user? Sebagai contoh, AI dapat mendeteksi jika user mengakses dengan WiFi publik atau internet pribadi. Kalau menggunakan WiFi publik, maka tingkat risikonya tinggi.
Fleksibilitas dan Skalabilitas dalam Memilih AI Powered Security System
Selain keamanan super ketat, AI juga dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Saat ini, sudah banyak AI powered cyber security yang memiliki fitur dan kemampuan masing-masing.
Perusahaan akan dapat mengimplementasikan mana sistem autentikasi AI yang dapat dipakai sesuai dengan bisnis. Dengan kemampuan adaptasi AI secara real-time, AI akan dapat mengikuti kebutuhan keamanan perusahaan.
Komponen Utama dalam AI Authentication
Sistem autentikasi AI tidak akan menjadi nyata, tanpa adanya komponen yang mendukung operasinya. Berikut apa saja komponen yang membentuk AI powered security:
- Behavioral biometrics, yang membuat AI dapat membentuk behavior profile tiap user berdasarkan perilaku dan kebiasaan user sehari-hari.
- Neural network, yang membuat AI mengetahui apakah data biometrik yang diberikan asli, atau menggunakan deepfake.
- Machine learning dan adaptive learning, untuk mengetahui mana pola perilaku user yang asli, dan mana yang tiruan.
- Contextual data, yang merupakan data training AI, untuk mengetahui keaslian user berdasarkan faktor tertentu.
- Deep learning, yang membuat AI mampu memproses data biometrik, untuk mengetahui data asli atau data tiruan.
- Decision making, yang membuat AI menggunakan algoritma secara real-time untuk menentukan izin akses ke user.
- Rule-based orchestration, yang memberikan berbagai faktor risiko dalam AI, untuk menentukan apakah ada anomali pada pengakses akun.
AI Authentication: Memperkuat Keamanan Anda dengan Lebih Baik
Sistem passwordless authentication seperti autentikasi AI ini, akan sangat meningkatkan keamanan Anda. AI akan mampu menganalisa data, beradaptasi dengan kejahatan siber, dan mempelajari perilaku user.
Metode tradisional seperti password, kode sekali pakai, dan verifikasi email, masih rentan terhadap peretasan. Sementara itu, sistem AI dapat mengetahui jika akses akun diminta orang yang bukan pemilik akun asli.
Dengan AI authentication, bisnis Anda akan maju ke arah bisnis yang lebih aman di masa depan. Alhasil, akan semakin banyak customer yang percaya dengan keamanan bisnis Anda, membuat reputasi bisnis dan pendapatan Anda kian berkembang.